UJI KUAT TARIK BELAH BETON - PROSEDUR PENGUJIAN SPLITE TENSILE TEST - PENGUJIAN SPLITE TENSILE TEST

 

UJI KUAT TARIK BELAH BETON - PROSEDUR PENGUJIAN SPLITE TENSILE TEST - PENGUJIAN SPLITE TENSILE TEST
JUAL SPLIT TENSILE TEST

Uji kuat tarik belah dilakukan pada beton yang sudah mengeras untuk mengetahui kuat tariknya. Variasi kecil dalam rasio air terhadap semen, proporsi bahan, peningkatan kemerosotan, dll berdampak pada kekuatan beton yang diinginkan. Hal ini pada gilirannya mempengaruhi kekuatan dan stabilitas struktur. Ada beberapa pengujian untuk mengetahui kekuatan beton.


Uji mutu beton harus dilakukan pada berbagai tahap mulai dari tahap produksi hingga tahap pengerasan, dan pada struktur. Uji kualitas memainkan peran penting dalam memastikan kualitas konstruksi. Artikel ini membahas uji kuat tarik belah untuk memperoleh kekuatan beton


Uji mutu pada beton

Uji Kualitas dilakukan pada berbagai tahapan seperti tahap produksi, tahap pengerasan, dan pengujian Non destruktif.


Uji mutu beton segar

Tes kemerosotan

Uji faktor pemadatan

Vee – Tes Konsistometer Lebah

Tes bola Kelly

Tes tabel alur

Uji mutu pada beton yang mengeras

Kekuatan tekan

Kekuatan tarik – Membagi kekuatan tarik

Uji kekuatan lentur

Tes penyerapan air

Tes non destruktif pada beton

Palu pantulan

Uji ketahanan penetrasi

Tes kecepatan pulsa ultrasonik

Pada artikel ini kita akan membahas tentang uji kuat tarik belah beton.


Uji kekuatan tarik belah – Signifikansi

Karena beton bersifat rapuh, maka tegangannya lemah dan dapat menyebabkan keretakan. Oleh karena itu penting untuk melakukan uji kuat tarik beton. Suatu cara untuk menentukan  kuat tarik  beton dengan menggunakan silinder yang dibelah pada diameter vertikal. Ini adalah metode tidak langsung untuk  menguji kekuatan tarik  beton. Setidaknya tiga sampel harus diuji dan nilai rata-rata dihitung. Tujuan utama dari tes ini adalah sebagai berikut


Untuk menentukan kuat tarik beton.

Untuk memberikan informasi tentang penggunaan pasir dan agregat.

Untuk menentukan distribusi tegangan yang seragam.

Untuk mempelajari perilaku beton.

Kode yang relevan


IS 5816: 1999

ASTM C496


Peralatan yang digunakan

-Mesin pengujian
-Pelat atau Batang Bantalan Tambahan
-Strip bantalan
-Spesimen silinder
-Batang tamping
-Mesin pengujian harus memberikan beban terus menerus tanpa guncangan. Jadi untuk pengujian ini ---digunakan dua strip bantalan dengan tebal 3,2 mm dan lebar 25 mm. Dimensi benda uji berbentuk ---silinder adalah diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. 

Prosedur pengujian uji kuat tarik belah

Langkah pertama adalah menyiapkan campuran beton untuk pembuatan benda uji silinder.

Olesi permukaan bagian dalam cetakan dan tuang adonan ke dalam cetakan secara berlapis.

Padatkan setiap lapisan menggunakan batang tamping. Ketuk setiap lapisan 30 kali. 

Gosok campuran beton secara merata dan buang sisa beton.

 Kemudian benda uji yang telah dicor direndam dalam air selama 24 jam pada suhu 27 derajat celcius.

Setelah itu keluarkan spesimen dari cetakan dan rendam dalam air tawar.

Kuat tarik belah beton sebaiknya dilakukan pada umur 7, 28 hari perawatan.

Sebelum memulai pengujian, ambil spesimen dari air yang direndam dan bersihkan airnya. 

Kemudian perhatikan dimensi dan berat benda uji. 

Tempatkan potongan kayu lapis di atas dan di bawah benda uji 

Setelah itu letakkan benda uji pada mesin uji. 

Kemudian berikan beban secara bertahap dengan laju 0,7 hingga 1,4 MPa/menit (1,2 hingga 2,4 MPa/menit berdasarkan IS 5816 1999).

Catat beban yang menyebabkan patahnya benda uji. 

Perhitungan  –  Uji kekuatan tarik belah

Kuat tarik belah beton, T= 2P/ Ω LD

Satuan kekuatan tarik adalah N/mm. Uji pemisahannya mudah dilakukan dan kita bisa mendapatkan hasil yang seragam. Ini adalah metode yang sederhana, andal, dan nyaman untuk menentukan kekuatan beton.