Standard Penetration Test (SPT) adalah salah satu metode pengujian lapisan tanah di lokasi proyek yang digunakan untuk menentukan sifat fisik tanah dan kekuatan tanah yang ada pada kedalaman tertentu. SPT biasa dilakukan dengan menggunakan alat bernama split spoon sampler yang dipukul dengan palu pada kedalaman tertentu. Berikut adalah cara penggunaan SPT secara umum:
![]() |
Cari Standart penetration test dan alat lainnya? Hubungi nomor di kartunama! |
1. Persiapan Alat dan Lokasi
Peralatan yang dibutuhkan:
Alat bor (rotary atau auger).
Split spoon sampler (sampel setengah bagian).
Hammer (paluk) dengan berat standar 63,5 kg (140 lbs).
Anvil (penyangga).
Drop hammer (alat pemukul) yang memiliki ketinggian standar 76 cm.
Alat ukur kedalaman atau depth gauge.
Lokasi Uji: SPT umumnya dilakukan pada kedalaman antara 1,5 meter hingga 30 meter tergantung pada kedalaman lapisan yang akan diuji.
2. Proses Pengujian:
Pemilihan lokasi bor: Pilih lokasi uji tanah yang akan dibor dengan mempertimbangkan kedalaman dan jenis tanah yang ingin diuji.
Penggalian tanah (boring): Lakukan pengeboran tanah menggunakan alat bor sampai pada kedalaman yang diinginkan (misalnya 1,5 meter atau lebih dalam).
Pemasangan Split Spoon: Setelah pengeboran mencapai kedalaman yang diinginkan, alat bor dihentikan, dan split spoon sampler dipasang di ujung bor.
Penetrasi dengan hammer: Drop hammer (berat 63,5 kg) dipukul untuk memaksa split spoon sampler menembus tanah. Drop hammer dijatuhkan dari ketinggian 76 cm.
Pengukuran Penetrasi: Setiap kali hammer dijatuhkan, tanah di sekitar split spoon akan tertusuk. Pengujian dilakukan dengan mencatat jumlah pukulan yang diperlukan untuk menembus tanah pada jarak 30 cm pertama, 30 cm kedua, dan 30 cm ketiga (total 90 cm). Pencatatan dilakukan untuk setiap lapisan tanah yang diuji.
Mencatat Hasil: Catat jumlah pukulan untuk masing-masing kedalaman (tiga interval 30 cm). Misalnya, jika pada interval pertama (0-30 cm) diperlukan 10 pukulan, pada interval kedua (30-60 cm) diperlukan 15 pukulan, dan pada interval ketiga (60-90 cm) diperlukan 20 pukulan, maka totalnya adalah 45 pukulan.
3. Interpretasi Hasil (N-value):
Hasil yang diperoleh dari pengujian ini disebut dengan N-value, yang merupakan jumlah total pukulan untuk menembus 90 cm tanah.
N-value ini memberikan indikasi tentang kekuatan dan kepadatan tanah, di mana:
N-value yang rendah (< 10) menunjukkan tanah lunak atau tidak padat.
N-value yang lebih tinggi (> 30) menunjukkan tanah keras dan padat.
N-value dapat digunakan untuk menghitung berbagai parameter teknik lainnya, seperti daya dukung tanah, kekuatan geser tanah, dan lain-lain.
4. Keamanan dan Kualitas Data:
Pengujian SPT harus dilakukan oleh tenaga ahli yang terlatih.
Pastikan alat yang digunakan dalam kondisi baik dan sesuai standar.
Data yang dihasilkan harus dicatat dengan cermat untuk mendapatkan hasil yang akurat dan dapat diandalkan.
5. Keterbatasan SPT:
SPT sangat bergantung pada metode dan peralatan yang digunakan.
Dapat terpengaruh oleh faktor seperti jenis tanah yang tidak seragam atau adanya air tanah.
Tidak selalu akurat di lapisan tanah keras atau berbutir kasar.
Kesimpulan:
SPT adalah metode yang sering digunakan untuk mengevaluasi sifat fisik tanah dan memperoleh data yang berguna untuk perencanaan teknik sipil, seperti perencanaan fondasi bangunan, jembatan, atau infrastruktur lainnya.